Tak
kenal maka tak cinta
kawan ni bukan macam tebu,bila habis
manis, sepah dibuang
kawan ni bukan macam reket, bila patah
terus je buang
kawan ni bukan macam lombong emas, bila
habis digali, terus tinggal
errmm, so ape ye kita faham perkataan
kawan ???
Istilah ini memang
selalu orang pakai, tapi kali ini saya gunakan untuk menerokai apa yang
dimaksudkan dengan kawan. Jadi, kali ini saya fokus kawan berdasarkan islam. “Pergh!!!”
Kalau anda semua faham apa yang dimaksudkan dengan sahabat dalam islam, anda akan
rasa hidup anda sangat “best.”
Apa yang saya katakan di
atas adalah berdasarkan pengalaman saya sekarang, di mana saya sekarang belajar
di Republic Czech, salah satu bandar di sana, namanya Hradec Kralove, orang
islam dalam 100 orang je, kami semua memang “kamcing giler”, dan majoritinya
adalah beragama atheis(tiada pegangan agama). Dan di sini bukan sahaja orang
Malaysia tapi Pakistan, Uzbekistan, Turki, United Kingdom dan beberapa orang
Czech,Palestin, Mesir, Yaman serta Arab Saudi.
Jom kita renungi sabda rasulullah s.a.w:
Rasulullah s.a.w pernah bersabda:”tidak
sempurna iman kamu jika kamu tidak mengasihi kawan lebih daripada kamu
mengasihi diri sendiri”
Kita rasa diri kita macam baginda
bagitau atau pun sebaliknya???
Anda mesti tahukan cerita pasal kaum
ansar dan muhajirin? Iaitu peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah, kaum ansar
sanggup memberikan harta mereka kepada kaum muhajirin, malahan ada yang sanggup
menceraikan isteri mereka untuk diberikan kepada kaum muhajirin. Kita nak bagi
pinjam seringgit pun kedekut.
Mereka
ni memang berkawan bukan semata- mata
untuk kepentingan duniawi, tapi yang paling utama adalah kerana agama Islam itu
sendiri.
Bersahabatlah
karena Allah
Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah
menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah
senantiasa untuk mengharap redha Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali
persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.
Tapi ramai manusia sekarang berkawan
kerana keduniaan, kalau yang pandai main bola, dia berkawan dengan geng-geng
bola, kalau yang kaki ‘k pop”, berkawan dengan kaki k pop, kalau nampak dia
kaya sikit, ramailah nak berkawan, kalau yang hensem atau cantik sikit,ramailah
nak buat kawan, kononnya nak tumpang glamour dan bermacam-macam situasi lagi
yang kita boleh tengok sekarang. Kalau yang pakai jubah ke, serban ke, tak nak
kawan, katanya “not up to date”.
Persahabatan yang berlandaskan saling
cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana
Rasulullah s.a.w bersabda yang ertinya,"Ada tiga perkara yang apabila
seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya
lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia
mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran
setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke
dalam api." (HR. Bukhari)
Apabila kita berkawan hanya kerana Allah
semata-mata, kawan kita ataupun kita akan sentiasa disisi kita walaupun di
waktu senang atau pun susah, kerana mereka betul-betul ikhlas berkawan dengan
kita, dan akan sentiasa untuk cuba menolong kita untuk melakukan kebaikan dan
meninggalkan kenungkaran.
Di samping itu, persahabatan seperti
inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala
berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab
pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).
Maka perhatikanlah wahai saudaraku,
sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya
untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?! Setelah urusan tersebut selesai,
kita meninggalkan sahabat kita! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah
persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai
sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan
semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi s.a.w.
Bak kata saiful apek” hilang madu,
sepah tak habis-habis”
Berbuat
Itsar-lah pada Sahabatmu
Di antara hak terhadap sesama yang
dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala keperluan (baca : itsar)
dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).
Perhatikanlah firman Allah Ta'ala yang
artinya,"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan" (QS. Al Hasyr : 9).
Kaum Ansar yang terlebih dahulu tinggal di kota Madinah,
mereka mendahulukan saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan,
padahal mereka juga sangat memerlukannya.
Sungguh sangat menakjubkan, seorang
sahabat Ansar yang memiliki dua istri ingin menceraikan salah satu istrinya.
Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin menikahkannya dengan
sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih daripada ini?!
Cuba kita muhasabah
diri kita, kadang-kadang kita nak berkongsi makanan dengan kawan kita pun
susah, mungkin kita hanya berikan sesuatu yang kita tidak inginkan lagi,
contohnya makanan kita yang kita tidak dapat habiskan barulah kita berikan
kepada kawan kita.
Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan
duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam makan dan minum). Sedangkan
dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan ini terlarang
Bantulah
Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan
Misalnya ada saudara kita yang memerlukan bantuan
pinjaman wang. Maka berusahalah untuk menolongnya dengan memberi pinjaman
hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama kali merupakan kebaikan.
Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah sedekah. Sebagaimana dalam
hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah s.a.w bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang
memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah
padanya.”
Jagalah
Kehormatan Sahabatmu
Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu,
karena Rasulullah s.a.w bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang
artinya,"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian
adalah haram." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita
adalah menjaga rahsianya yang khusus diceritakan pada kita. Rahsia tersebut
adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu menjaga amanah.
Rasululla s.a.w bersabda yang
artinya,"Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia
menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya).
Perbuatan seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu
untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih
terlarang.
Namun kita sebaliknya, kita bukan sahaja tidak
menjaga rahsia sahabat kita, malahan kita pula yang menyebarkannya. Ada juga
sebilangan antara kita yang suka memanggil kawan kita dengan gelaran yang boleh
menjatuhkan mereka.
Jadi marilah kita menjadikan persahabatan dalam
hidup kita ini mengikut kehendak Allah S.W.T, semoga persahabatan kita mendapat
redha Allah dan bukan laknat-Nya.
Sabda rasulullah s.a.w “Sebilangan manusia yang dinaungi Allah di bawah naunganNya pada hari
kiamat iaitu hari yang tidak ada sebarang naungan padanya selain daripada
naungan Allah; di antaranya ialah: pemerintah yang adil, pemuda yang hidupnya
sentiasa dalam mengerjakan ibadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya sentiasa
terikat dengan masjid, dua orang yang
berkasih sayang kerana Allah di mana kedua-duanya berkumpul dan berpisah untuk
mendapat keredhaan Allah, orang yang dipujuk oleh perempuan yang kaya lagi
rupawan untuk bersatu dengannya lalu ia menolak dengan berkata: "Aku takut
kepada Allah!", orang yang bersedekah secara bersembunyi sehingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diberi oleh tangan kanannya, dan orang yang
menyebut atau mengingat Allah dengan keadaan tidak ada dalam ingatannya perkara
lain, lalu menitis air matanya kerana mengingatkan sifat Jalal dan sifat Jamal
Allah.." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)