Islamic Widget

Wednesday, June 13, 2012


Tak kenal maka tak cinta

kawan ni bukan macam tebu,bila habis manis, sepah dibuang
kawan ni bukan macam reket, bila patah terus je buang
kawan ni bukan macam lombong emas, bila habis digali, terus tinggal
errmm, so ape ye kita faham perkataan kawan ???


Istilah ini memang selalu orang pakai, tapi kali ini saya gunakan untuk menerokai apa yang dimaksudkan dengan kawan. Jadi, kali ini saya fokus kawan berdasarkan islam. “Pergh!!!” Kalau anda semua faham apa yang dimaksudkan dengan sahabat dalam islam, anda akan rasa hidup anda sangat “best.”
Apa yang saya katakan di atas adalah berdasarkan pengalaman saya sekarang, di mana saya sekarang belajar di Republic Czech, salah satu bandar di sana, namanya Hradec Kralove, orang islam dalam 100 orang je, kami semua memang “kamcing giler”, dan majoritinya adalah beragama atheis(tiada pegangan agama). Dan di sini bukan sahaja orang Malaysia tapi Pakistan, Uzbekistan, Turki, United Kingdom dan beberapa orang Czech,Palestin, Mesir, Yaman serta Arab Saudi.

 Desktop Wallpaper · Gallery · Cartoons 
 Madagascar Friends
Jom kita renungi sabda rasulullah s.a.w:
Rasulullah s.a.w pernah bersabda:”tidak sempurna iman kamu jika kamu tidak mengasihi kawan lebih daripada kamu mengasihi diri sendiri”

Kita rasa diri kita macam baginda bagitau atau pun sebaliknya???
Anda mesti tahukan cerita pasal kaum ansar dan muhajirin? Iaitu peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah, kaum ansar sanggup memberikan harta mereka kepada kaum muhajirin, malahan ada yang sanggup menceraikan isteri mereka untuk diberikan kepada kaum muhajirin. Kita nak bagi pinjam seringgit pun kedekut.
Mereka ni memang berkawan bukan  semata- mata untuk kepentingan duniawi, tapi yang paling utama adalah kerana agama Islam itu sendiri.

Bersahabatlah karena Allah

Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengharap redha Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.

Tapi ramai manusia sekarang berkawan kerana keduniaan, kalau yang pandai main bola, dia berkawan dengan geng-geng bola, kalau yang kaki ‘k pop”, berkawan dengan kaki k pop, kalau nampak dia kaya sikit, ramailah nak berkawan, kalau yang hensem atau cantik sikit,ramailah nak buat kawan, kononnya nak tumpang glamour dan bermacam-macam situasi lagi yang kita boleh tengok sekarang. Kalau yang pakai jubah ke, serban ke, tak nak kawan, katanya “not up to date”.

Persahabatan yang berlandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah s.a.w bersabda yang ertinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)

Apabila kita berkawan hanya kerana Allah semata-mata, kawan kita ataupun kita akan sentiasa disisi kita walaupun di waktu senang atau pun susah, kerana mereka betul-betul ikhlas berkawan dengan kita, dan akan sentiasa untuk cuba menolong kita untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kenungkaran.

Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab  pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).

Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat?! Apakah persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata?! Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita! Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi s.a.w.
Bak kata saiful apek” hilang madu, sepah tak habis-habis”

Berbuat Itsar-lah pada Sahabatmu

Di antara hak terhadap sesama yang dianjurkan adalah mendahulukan sahabatnya dalam segala keperluan (baca : itsar) dan perbuatan ini dianjurkan (mustahab).
Perhatikanlah firman Allah Ta'ala yang artinya,"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan" (QS. Al Hasyr : 9).

Kaum Ansar  yang terlebih dahulu tinggal di kota Madinah, mereka mendahulukan saudara mereka dari kaum Muhajirin dalam segala keperluan, padahal mereka  juga sangat memerlukannya.
Sungguh sangat menakjubkan, seorang sahabat Ansar yang memiliki dua istri ingin menceraikan salah satu istrinya. Kemudian setelah masa 'iddahnya berakhir dia ingin menikahkannya dengan sahabatnya dari kaum muhajirin. Adakah bentuk itsar yang lebih daripada ini?!
Cuba kita muhasabah diri kita, kadang-kadang kita nak berkongsi makanan dengan kawan kita pun susah, mungkin kita hanya berikan sesuatu yang kita tidak inginkan lagi, contohnya makanan kita yang kita tidak dapat habiskan barulah kita berikan kepada kawan kita.
Perbuatan itsar ini hanya berlaku untuk urusan duniawi (seperti mendahulukan saudara kita dalam makan dan minum). Sedangkan dalam masalah ketaatan (perkara ibadah), perbuatan ini terlarang

Bantulah Sahabatmu yang Berada dalam Kesulitan

Misalnya ada saudara kita yang memerlukan bantuan pinjaman wang. Maka berusahalah untuk menolongnya dengan memberi pinjaman hutang padanya. Karena pemberian hutang yang pertama kali merupakan kebaikan. Sedangkan pemberian hutang kedua kalinya adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah s.a.w  bersabda yang artinya,"Barangsiapa yang memberi hutang kepada saudaranya kedua kalinya, maka dia seperti bersedekah padanya.”


Jagalah Kehormatan Sahabatmu

Wahai saudaraku, jagalah kehormatan sahabatmu, karena Rasulullah s.a.w bersabda pada khutbah ketika haji Wada' yang artinya,"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Di antara bentuk menjaga kehormatan saudara kita adalah menjaga rahsianya yang khusus diceritakan pada kita. Rahsia tersebut adalah amanah dan kita diperintahkan oleh Allah untuk selalu menjaga amanah. Rasululla s.a.w  bersabda yang artinya,"Apabila seseorang membicarakan sesuatu padamu, kemudian dia menoleh kanan kiri, maka itu adalah amanah."(HR. Abu Daud dalam sunannya). Perbuatan seperti ini saja dilarang, apalagi jika sahabatmu tersebut memintamu untuk tidak menceritakannya pada orang lain. Maka yang demikian jelas lebih terlarang.

Namun kita sebaliknya, kita bukan sahaja tidak menjaga rahsia sahabat kita, malahan kita pula yang menyebarkannya. Ada juga sebilangan antara kita yang suka memanggil kawan kita dengan gelaran yang boleh menjatuhkan mereka.
Jadi marilah kita menjadikan persahabatan dalam hidup kita ini mengikut kehendak Allah S.W.T, semoga persahabatan kita mendapat redha Allah dan bukan laknat-Nya.

Sabda rasulullah s.a.w “Sebilangan manusia yang dinaungi Allah di bawah naunganNya pada hari kiamat iaitu hari yang tidak ada sebarang naungan padanya selain daripada naungan Allah; di antaranya ialah: pemerintah yang adil, pemuda yang hidupnya sentiasa dalam mengerjakan ibadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya sentiasa terikat dengan masjid, dua orang yang berkasih sayang kerana Allah di mana kedua-duanya berkumpul dan berpisah untuk mendapat keredhaan Allah, orang yang dipujuk oleh perempuan yang kaya lagi rupawan untuk bersatu dengannya lalu ia menolak dengan berkata: "Aku takut kepada Allah!", orang yang bersedekah secara bersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberi oleh tangan kanannya, dan orang yang menyebut atau mengingat Allah dengan keadaan tidak ada dalam ingatannya perkara lain, lalu menitis air matanya kerana mengingatkan sifat Jalal dan sifat Jamal Allah.." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)